Suara sirine ambulance meraung-raung memecah hening siang
itu ditengah rinai gerimis. Di ujung gang sudah tampak puluhan bahkan mungkin
ratusan warga dengan isak tangis berkumpul menyambut jenazah seorang Tenaga Kerja Wanita yang
meninggal di luar negeri di tempatnya bekerja.
Bukan tanpa alasan Bestari pergi meninggalkan kampung
halaman juga tanah airnya demi mengais sedikit rezeki di negeri sebrang,
keadaan ekonomi yang sulit, keempat anaknya yang masih membutuhkan biaya
sekolah, penghasilan suaminya yang hanya bekerja serabutan tak mampu mencukupi
semua itu.
“Asep mama titip adik-adikmu ya, cuma kamu yang bisa
mama percaya.” Ucap bestari kepada anak keduanya.
“Kenapa harus pergi ma, kenapa tidak tetap disini. Kasihan
adik-adik!” Asep menjawab sambil meyakinkan ibunya agar membatalkan
keputusannya untuk bekerja di luar negeri.
“Mama sayang kalian, untuk itu mama ingin kehidupan kita
lebih baik lagi, mama ingin kalian bahagia!”
Seminggu setelah perbincangan itu Bestari diberangkatkan ke
negeri seberang, menjemput rezeki demi buah hatinya, demi kehidupan yang lebih
baik. Awalnya semua berjalan baik, satu minggu sekali Bestari masih memberikan
kabar melalui telepon kepada keluarga dikampung halamannya.
Suara dering ponsel mengejutkan dan membuat Asep terjaga
dari tidurnya
“Sep, mama ingin pulang. Mama takut..” Suara itu, masih
hafal betul ingatan Asep, suara wanita yang sangat menyayanginya, wanita yang
mampu mengorbankan apa saja demi Asep dan adik-adiknya. Terdengar juga suara
seorang laki-laki tengah memaki dengan suara keras.
“Mama tenang dulu ma, ada apa sebenarnya ma?!” Kepanikan
melanda pikiran Asep
“Mama ngga betah disini, mereka jahat, mama ngga pernah
dikasih makan!” mendengar ini, pikiran dan hati Asep semakin kalut. Belum juga
sempat Asep menjawab, tiba-tiba telepon terputus.
“Astaghfirullahaladzim... Lindungi Mama ya Allah!! Gumam
Asep dalam hati, perlahan bulir-bulir bening menetes di pipinya.
Sementara itu di seberang sana...
Bestari masih terduduk diam, wajahnya penuh dengan rasa
takut, matanya sembab akibat tangis semalaman.
“Aku harus segera keluar dari sini” Begitu pikirnya dalam
hati.
Selama hampir tiga bulan bekerja belum sekali pun Bestari menerima gaji, selain itu majikannya sering memperlakukan Bestari secara tidak manusiawi, bekerja melebihi batas waktu, sampai tidak di beri makan.
*****
Matahari baru saja menunjukan sinarnya, di sambut kicauan
burung gereja saling bersahutan. Dengan susah payah Bestari memanjat pagar
tembok yang tingginya tak kurang dari 2 meter. Setelah berhasil turun dari pagar, Bestari bergegas mencari tempat bersembunyi, di balik semak-semak tak jauh dari rumah sang majikan.
"Sep, mama kabur dari rumah majikan mama. Mama panjat pagar. Asep doakan mama ya!" sepenggal pesan singkat ini yang hanya mampu dikirim Bestari sebagai kabar kepada keluarga di kampung halamannya.
"Ibu orang Indonesia ya, sedang apa disini?!" Ucap seorang pengendara sepeda motor wanita yang menyadari keberadaan Bestari.
"Iya bu, saya kabur dari rumah majikan" jawab Bestari.
"Mari ikut saya bu!" Ajak wanita itu, lalu Bestari mengiyakan ajakan tersebut.
15 menit perjalanan akhirnya mereka tiba di sebuah rumah cukup besar.
"Mari bu masuk, ini rumah saya. Saya Maryati, asal saya dari Bandung. Di sini juga banyak yang bernasib seperti ibu, saya menampung mereka disini."
Sejak saat itu Bestari tinggal bersama Ibu Maryati, Bestari dipekerjakan di kantin milik Ibu Maryati.
"Sep, Alhamdulillah Mama sekarang ditampung di rumah orang Indonesia. Dia baik, mama bekerja di kantinnya. Oh iya, mama beli sepasang cincin buat Asep, nanti setelah mama pulang Asep nikah pakai cincin ini ya!!" Bestari memberitahu perihal kabarnya kepada Asep anak keduanya melalui pesan singkat.
Dua tahun bekerja pada Ibu Maryati komunikasi Bestari dengan keluarga dikampung halamannya mulai intens, kehidupannya mulai terasa lebih baik. Di sela-sela kesibukannya bekerja di kantin milik Ibu Maryati, Bestari masih memikirkan anak-anaknya, dia selalu menyempatkan diri membeli sesuatu untuk anak-anaknya sebagai oleh-oleh ketika dia pulang nanti, bahkan Bestari membelikan sepasang cincin emas untuk anak keduanya yang hendak menikah. Subhanallah, benar kata pepatah; Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan.
Dua tahun bekerja pada Ibu Maryati komunikasi Bestari dengan keluarga dikampung halamannya mulai intens, kehidupannya mulai terasa lebih baik. Di sela-sela kesibukannya bekerja di kantin milik Ibu Maryati, Bestari masih memikirkan anak-anaknya, dia selalu menyempatkan diri membeli sesuatu untuk anak-anaknya sebagai oleh-oleh ketika dia pulang nanti, bahkan Bestari membelikan sepasang cincin emas untuk anak keduanya yang hendak menikah. Subhanallah, benar kata pepatah; Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan.
Namun satu bulan belakangan, tak lagi terdengar kabar dari Bestari. Hingga suatu pagi, dua orang berpakaian dinas dari kelurahan didampingi dua orang polisi mendatangi kediaman keluarga Bestari di kampung halamannya.
"Maaf pa, benar ini rumah dari Ibu Bestari!" Salah seorang diantara mereka bertanya kepada suami Bestari
"Betul pa, mari masuk. Ada apa ya pa?" Suami Bestari mempersilakan mereka masuk.
"Begini Pa, Kami dapat kabar dari KBRI di Kuala lumpur Malaysia. Ada seorang warga negara Indonesia yang meninggal di rumah sakit disana. Namanya Bestari dan kebetulan alamatnya disini.!" Salah seorang petugas memberi penjelasan.
"Innalillahi wa inailaihi roji'un... Betul itu istri saya pa!" Suami Bestari tak kuasa menahan kesedihan.
"Semoga Bapak dan keluarga diberi ketabahan, Ibu Bestari meninggal dirumah sakit Kuala Lumpur. Sebelumnya beliau mengeluhkan sakit pada lambungnya ketika menunggu untuk dipulangkan di Kantor KBRI. Besok Jenazahnya tiba di Jakarta"
Bestari, seorang pahlawan devisa itu kini sudah kembali ke kampung halamannya. Meski hanya jasad yang tak bergerak, niat mulianya adalah catatan manis diakhir perjuangannya.
Bestari, tak pernah bermimpi untuk melepaskan jiwanya jauh dari keluarga.
Bestari, Dia wanita yang paling aku cinta, dia wanita yang telah melahirkan serta membesarkanku, wanita yang belum sempat melihatku berhasil.
Bestari, dia itu mamaku.
Maafkan aku mama belum sempat membuatmu bangga.
I Love You Mom :'(
Allahummaghfirlaha Warhamha Wa'aafiha Wa'fu 'Anha
Innalillahi wa inailaihi roji'un.
ReplyDeleteShafa, rasanya tak percaya membaca cerita ini. Kejadian ini menimpa keluargamu? Ya Allah...
Semoga mama Bestari mendapat tempat yang baik di sisi Allah.
Terima kasih partisipasinya, sudah tercatat sebagai peserta.
Iya bunda, Aamiin...
ReplyDeleteinnalillahi, kak.
ReplyDeleteKak Shafa, rasanya sesak membaca postingan ini.
Innalillahi wa inailaihi roji'un...
ReplyDeleteDibagian terakhir yang mampu membuatku terkoyak2
yang tabah ya mas Shafa, Rencana Allah selalu indah untuk hambanya
Salam...
Aamiin, Insha Allah. Kejadiannya satu tahun yang lalu, sebenarnya tidak cuma sampai disitu ceritanya, sebelum meninggal mama sudah tidak bekerja selama satu bulan, lalu diusir teman-teman sesama TKI karena mama sudah sama sekali tidak punya uang dan dianggap menyusahkan, akhirnya mama pergi cari bantuan ke KBRI. Dari kabar yang aku terima dari KBRI, mama datang ke KBRI berjalan kaki dari tempatnya tinggal yang cukup jauh jaraknya dari KBRI. Yang membuatku serasa semakin sesak, mama pergi ke KBRI membawa 2 buah tas besar yang isinya barang-barang untuk anak-anaknya, sama sekali tidak ada barang-barang keperluan pribadinya yang dia bawa, 1 minggu sebelum meninggal beliau menelphoneku tengah malam cuma menanyakan kabarku (sungguh bukti cinta yang luar biasa dari mama). ketika pemulangan jenazah pun sempat di persulit, yang akhirnya jenazah mama tertahan seharian di terminal Cargo.
ReplyDeleteInnalillahi wa inailaihi roji'un.
ReplyDeleteSemoga Mas Shafa diberikan kekuatan dan tabah menghadapi cobaan-Nya.
Tetap semangat Mas, bahagiakan beliau dengan iman Mas.
Semoga amal ibadah beliau diterima sisi Allah SWT. Amin Ya Robbal Alamin.
kisah nyata yang benar-benar menyentuhh.. awalnya juga gak percaya.. seperti cerita fiksi tapi ternyata ini kejadian yang mas Shafa alami.. innalillah.. turut berduka.. smoga mamanya mendapat tempat yang layak di sisi-Nya. AMIEN:)
ReplyDeleteAmiin, Insha Allah
ReplyDeletepasti amal ibadahya diterima disisiNya. seorang ibu yang luar biasa memperjuangkan anaknya. Tetap berdoa untuknya mungkin itulah yang bisa dilakukan sekarang. semoga sukses mas :D
ReplyDeleteSalam Blogger,
Menyemai Cinta
datang berkunjung...
ReplyDeleteturut berduka sedalam dalamnya. semoga ketabahan dilimpahkan buat keluarga yang tinggalkan dan beliau ditempatkan di tempat terindah di sisiNya....
kasih ibu sepanjang masa
ReplyDeleteini lah kebenarannya......walau hanya nisan yg tertinggal
tapi kasih dan pengorbanannya tak kan terhapuskan
tetap indah dan membanggakan bagi keluarga
semoga ketabahan selalu dilimpahkan bagi keluarga yg ditinggalkan
buat aa....meski ibu tak merasakan keberhasilan mu
tapi aa tetap kebanggaan bagi beliau.....GOOD LUCK Sang Shafa
Selamat, mas Aef Saefullah. Artikel ini termasuk sebagai pemenang GA Menyemai Cinta.
ReplyDeletehttp://forgiveaway.blogspot.com/2013/07/pemenang-ga-menyemai-cinta.html