Sebenernya ini tulisan lama di notes FB aku, tapi berhubung sebentar lagi ada tahun ajaran baru, sepertinya artikel ini tepat untuk diangkat lagi.
Ketika seorang siswa dinyatakan lulus atau naik kelas, tentu
ada rasa senang dan bangga karena naik ke tingkatan sekolah yang lebih
tinggi, tapi juga terkadang ada rasa khawatir dengan kegiatan
per-ploncoan di sekolah yang baru (mun ceuk basa sunda mah “Bullying”
cenah. Hehehe….).
Jika di sekolah-sekolah di luar negeri
(ujung berung, kalensari dan sekitarnya) mungkin bullying sudah jadi
budaya di sekolah. Trus gimana di Indonesia? Hampir sama kaya
sekolah-sekolah di luar negeri, anak-anak baru di sekolah sering jadi
bulan-bulanan kakak kelas yang biasa disebut senior. Mulai dari
push-up, dandan aneh-aneh, sampai cium pohon segala ( kalo cium pohon
saya juga pernah ngerasain tuch…) Cuma biasanya kegiatannya berdalih
MOS (Masa Orientasi Sekolah) atau pengenalan terhadap lingkungan
sekolah, di tingkat perguruan tinggi sering disebut OSPEK (Orientasi
Pengenalan Kampus). Padahal ujung-ujungnya sama aja terjadi
per-ploncoan, inisiasi, gencet-gencetan.
Trus kegiatan apa
aja yang termasuk bullying? Yang disebut diatas sebenernya sudah
termasuk kategori bullying. Atau contoh lain, senior yang ngasih nama
panggilan bernada ejekan ke’juniornya seperti kurus, gendut, pesek dan
sebagainya. Itu juga udah termasuk kategori bullying (menurut gue!!)
karena sudah termasuk dalam pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak
menyenangkan (untuk isi lengkap pasalnya, silahkan cari tahu sendiri.
Hehe…).
Kasus bullying yang paling terkenal di Indonesia
adalah kasus di STPDN beberapa tahun lalu, yang menelan beberapa korban
jiwa. Atau kasus JALUR GAZA di salah satu SMA di Jakarta (gue lupa
nama sekolahnya!!). Dua kasus ini sudah tergolong penganiayaan, karena
sudah mengarah ke tindakan fisik. Kasus seperti ini sebenarnya sudah
banyak terjadi di sekolah-sekolah lain di negeri kita, hanya saja
korbannya jarang ada yang mau melaporkan ke pihak yang berwajib.
Mungkin takut dibilang cupu, ngga gaul, atau takut sama seniornya.
Sehingga pada akhirnya mereka melampiaskan pada junior-juniornya yang
akan datang. Tidak heran kalo bullying jadi tradisi disekolah-sekolah
dan bertambah parah setiap tahunnya.
Cara mengatasi
tradisi macam ini adalah dimulai dari diri kita sendiri (ceuk aa gym
tea mah!!). kalo dulu kita pernah ngerasain yang namanya diplonco, ya
udah lupain aja biar Tuhan yang membalas, jangan melampiaskan pada
junior kita. Dengan begitu kita sudah memutus mata rantai!! Dan jika
saat ini, kita sedang mengalami bullying, maka tindakan yang tepat
adalah melaporkan ke pihak yang berwajib. Seperti guru / polisi, jangan
takut dibilang cemen, percuma aja loe dibilang hebat tapi muka loe
babak belur. So, speak up brow / sis….
Jadi intinya, ngga
ada gunanya saling menindas. Jadilah junior yang manis, dan juga
jadilah senior yang baik hati, suka menolong dan rajin menabung.
(haha.. kaga nyambung). Dan jangan pernah ngelakuin tindakan yang bisa
hurting other people, dan ingatlah bahwa hidup itu adalah pengulangan.
Someday somehow loe akan mengalami apa yang udah loe lakuin sama orang
lain, karena sebenarnya senioritas bukan Cuma terjadi di sekolah atau
kampus. Di dunia kerja juga ada istilah senioritas.
Jadi,
buat anak-anak yang akan masuk sekolah kejenjang yang lebih tinggi.
Welcome to the gate of adulthood, tapi juga ingat kedewasaan tidak
dinilai dari kesenioritasan, tapi dari cara kalian berpikir, berucap, dan
bertindak. Selamat menempuh tahun ajaran / akademik baru!!!!
Plonco? kuno deh mas menurut saya budaya pembodohan macam itu..
ReplyDeleteBetul mas, namun nyatanya budaya seperti itu masih mengakar pada generasi penerus kita
DeleteGimana rasanya ciuman ma pohon mas? Hihihi...
ReplyDeleteUdah lupa bunda, soalnya udah lama. :D
DeleteDulu waktu saya masih kuliah, saya pikir bullying itu wajar jika tidak menyentuh fisik atau hati (lewat makian). Dan selalu ada alasan kenapa bully ini dilakukan, bukan masalah balas dendam juga. Tapi seiring berjalannya waktu, ternyata apapun itu bentuknya. Bullying itu sama saja.
ReplyDeletejadi sejarahnya dulu ada orang2 yang nge-bully si Mia nah mereka teriak teriak bulimiaa bulimia, gak puas bully si mia maka mereka nge bully semua orang jadilah bullying wkwkwkwkwk
ReplyDelete#MikirKeras
DeleteHah... ciuman ma pohon...
ReplyDelete-_-
Delete