Ahmad Jufriady (Getar Tuhan Untuk Getar Cinta) part 2

Cerpen Islami Romantis


Assalamu'alaikum...

Bagaimana kabarmu hari ini wahai Ukhty yang hidupnya telah tertambat pada hidupku sejak bertahun-tahun yang lalu?!

Wahai Ukhty yang halus perasaannya, tak ada keberanian dalam diri ini untuk menyampaikan apa yang sudah lama terpendam dalam qalbu.

Diam yang ku tahan hanya bisa membuncah menjadi penggalan kalimat-kalimat putus ini. Takut, mungkin juga kebingungan melanda pikirku.


Takut jika nanti rangkaian huruf-huruf ini menyinggung perasaanmu atau membuatmu sakit hati. Bingung, entah harus ku mulai dari mana pembicaraan ini.

Begini Ukhty, kemarin saya berbicara mengenai perjodohan kita dengan Abah dan Ummi saya. Afwan ana, bukan saya tidak menghargai ikatan suci itu. Bukan pula saya berkeinginan ukhty terjebak pada Al-Wajdu (Cinta yang disertai rasa sedih). Ini hanya wujud ketidakberdayaan saya menyimpan dengan rapi setiap keping cinta yang ada dalam qalbu.

Saya sungguh menghargai setiap kepatuhanmu terhadap orang tua yang semoga kelak membawamu ke taman Firdaus. Namun saya hanya sesosok insan fakir yang tak mampu menahan setiap desir cinta yang datang.

Sudah beberapa waktu ini saya saling menaruh harap dengan seorang akhwat, sungguh rangkaian-rangkaian indah mengenai mimpi masa depan telah kami bangun dengan pondasi yang begitu rapuh. Hanya berharap pada keajaiban dan takdir Allah yang mampu menyatukan kami, tentu saja dengan perantaraanmu juga orang tua kita. Untuk itu saya mohon dengan sangat kiranya ukhty bersedia untuk membatalkan perjodohan kita. Karena mungkin hanya dengan cara inilah saya berusaha memenuhi apa yang menjadi mimpi saya dan dia.

Afwan ana... Afwan ana... Afwan ana...

Ma'a ajinihatiy addho'ifati wa baqiyyatil mahabbah, Bainnafasi waddam'i... (Bersama sayap-sayapku yang lemah dan sisa-sisa cinta, diantara nafas dan air mata).


Salam

Jufriady

=====

Mentari pagi baru saja mulai menampakan diri diujung timur. Sedangkan di satu ujung jalan, nampak seseorang tengah berjalan tergesa. Dia Jufriady, pagi ini akan dia sampaikan semua beban yang mengganjal di hatinya. Melalui secarik kertas dia tumpahkan sudah isi hatinya, hari ini mungkin  hari yang tepat untuk dia sampaikan kepada Farrah.

Pintu gerbang hijau megah berdiri seakan menantang kedatangan Jufriady di depan rumah Kyai Abbas.

"Assalamu'alaikum..." Jufriady memberi salam kepada seorang penjaga disana.

"Wa'alaikumsalam, ada keperluan apa mas?"

"Saya ingin bertemu Farrah Atau Pa Kyai juga boleh"

"Wah, maaf mas saat ini Mbak Farrah dan Pa Kyai sedang keluar rumah ada kajian Fiqih bersama Ummu Ashma Zeedan dari Malaysia. Jadi mereka tidak bisa ditemui."

"Owh sedang keluar ya, kalau begitu saya titip ini saja untuk Farrah." Ucap Jufriady seraya memberikan sepucuk surat yang memang dia perisiapkan untuk Farrah

"baik nanti saya sampaikan."

"Ya sudah terima kasih yaa mas, Assalamu'alaikum" Setelah berpamitan Jufriady pun segera meninggalkan rumah Farrah.




=====


Seminggu sejak Jufriady mengantarkan surat itu, belum juga ada jawaban dari Farrah.

"Kira-kira apa jawaban Farrah nanti" dalam lamunan Jufriady hanya bisa menggumam, hingga akhirnya dia dikejutkan oleh suara ketukan di pintu kamarnya.

"Juf.. Juf.. sedang apa kamu!" Ternyata suara Ummi memanggil Jufriady dari balik pintu

"masuk Ummi, pintunya tidak dikunci ko, aku lagi tiduran aja Mi.."

"Abah tadi dari rumah Kyai Abbas, dan ini ada titipan untukmu dari Farrah. Memang apa ini Juf?!" Ummi menghampiri Jufriady seraya memberikan secarik surat.

"Ahh... Ummi mau tahu saja urusan anak muda, hehe!" jawab Jufriady

Ummi hanya tersenyum, mengeleng-gelengkan kepala kemudian meninggalkan Jufriady di kamarnya.

Tak sabar Jufriady segera membuka surat dari Farrah

=====

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah kabarku baik-baik saja Akhi.

Apakah kabarnya imanmu hari ini?
Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur
Karena dapat menatap kembali fananya hidup ini

Wahai calon imamku kelak…

Terkadang aku bertanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku.
Bagian terapuh diriku, namun kini aku tahu jawabannya.
Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya kembali mencintai-Nya.
Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita dipersatukan, kau bangga telah memiliki aku disampingmu. 
 Begitulah Allah mencintaiku dengan dahsyatnya

Disini aku di tempa untuk menjadi dewasa,
agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak.
Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.

Wahai Akhi calon ayah dari jabang bayi yang kelak ku lahirkan
Engkau tidak perlu meminta maaf atas apa yang telah terjadi pada dirimu
Seorang penyair pernah berkata:
"Cinta (Hubb), Rindu (Isyq), dan Cemburu (Ghairah) adalah amalan hati manusia tiada menguasainya. Manusia hanya akan dihisab dari dosa-dosa yang terjadi atasnya."

Namun mohon maaf, aku tidak dapat melakukan apa yang kau minta. Aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tuaku, dan membuat mereka malu. Selain itu aku sudah terlanjur bermimpi untuk hidup denganmu.

Aku yakin kaulah yang kubutuhkan, meski nanti kau bukanlah orang yang kuharapkan.

Bunga ini akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.

Kelak saat kita tengah bersama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.

Semoga Allah selalu menjagamu, Agar tak tersentuh yang bukan mahrammu, Meski hanya seujung kuku.

Agar kau bisa mempersembahkan dirimu seutuhnya untukku.
Seperti hal nya aku, Yang ingin mempersembahkan diriku seutuhnya, hanya untukmu..


Wassalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Farrahlian Zaahida

=====

Jufriady hanya tertunduk membaca surat yang dia terima dari Farrah, kini Jufriady mulai tersadar bahwa getar cintanya tak mampu mengalahkan getar Tuhan yang telah memilihkan jalan untuknya.

Masih Bersambung...  :)


28/03/2013


1 comment:

  1. subhanaALAH.....
    sungguh indah rangkaian kata demi kata yg kau tulis
    very nice....

    ReplyDelete