Cinta Pada Hakikatnya

Cinta itu laksana pohon di dalam hati. Akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintai, dahannya adalah mengetahuinya, rantingnya adalah ketakutan kepadanya, daun-daunnya adalah malu kepadanya, buahnnya adalah ketaatan kepadanya dan air yang menghidupinya adalah menyebut namanya. Jika di dalam cinta ada satu bagian yang kosong berarti cinta itu telah berkurang.

Dalam Sunan Abu Daud dari hadith Abu Dzar r.a., dia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Amal yang paling utama ialah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah .” (Aku petik dari buku CINTA DAN RINDU Oleh Ibnu Qayim Al-Jauziyah).

Orang yang mencintai itu ada tiga macam:

1. Orang yang mempunyai keinginan tertentu dari orang yang dicintainya.
2. Orang yang berkeinginan terhadap orang yang dicintainya.
3. Orang yang berkeinginan seperti keinginan orang yang dicintainya

Nah, yang terakhir yang aku suka, bisa dibilang ini merupakan tingkatan zuhud yang paling tinggi karena dia mampu menghindari setiap keinginan yang bertentangan dengan orang yang dicintainya. Ketika kita sedang mencintai maka ada 2 perkara yang akan mengikutinya yaitu Rindu (Al-'Isq) dan Cemburu (Al-Ghairah). Rindu itu adalah cinta yang berlebihan (lebih lengkapnya lihat kitab Haasyi’ah Marakil Falah oleh Imam Suyuthi). Sedangkan Cemburu adalah kebencian seseorang untuk disamai dengan orang lain dalam hak-haknya, dan ketika seseorang berkata dia sedang jatuh cinta, tetapi tidak disertai 2 perkara tadi maka patut dipertanyakan cintanya.

Cinta mampu membawa ketenangan hidup dan di antara hal terbesar untuk mendapatkan ketenangan hidup adalah ketika kita hidup di tengah-tengah manusia dalam keadaan dicintai Allah dan juga dicintai manusia. Lalu bagaimana cara mendapatkannya???!!!

Dari Abul ‘Abbas Sahl bin Sa’d As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhu berkata,

“Datang seseorang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu dia berkata, ‘Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku akan suatu amalan yang apabila aku mengerjakannya niscaya aku dicintai oleh Allah dan dicintai manusia?’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Zuhudlah terhadap dunia niscaya Allah mencintaimu dan zuhudlah terhadap apa-apa yang dimiliki oleh manusia niscaya manusia mencintaimu’.” (Shahih, HR. Ibnu Majah dan selainnya, lihat Shahiihul Jaami’ no.935 dan Ash-Shahiihah no.942)


No comments:

Post a Comment