Yaa Rabb... Ajarkan aku tentang Dia

"LAA ILA HA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADZ DZALIMIIN"- Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim (Al Anbiya 87). Dzikir ini melirih sendu di nafasku setiap kali teringat tentang bayangnya, dua tiga kali masih ku lafadzkan dengan jelas, selanjutnya tidak terdengar lagi melainkan hanya seruan dalam hati...
Ku tahan air mata agar tak berderai mengaliri kelopak mataku, karena memang sesungguhnya tak pantas menangisi seorang hamba. Aku hanya mampu tertunduk, mengingat apa saja dosa yang pernah kuperbuat hingga aku kembali mendapat cobaan seperti ini, YA... kejadian seperti ini memang bukan yang pertama kali dihidupku, dulu akupun pernah mengalami hal serupa ditinggalkan untuk menikah dengan orang lain. Mungkinkah selama ini ada seseorang yang pernah aku lukai perasaannya dan aku lupa untuk meminta maaf. Astaghfirullahaladzim.... ampuni hamba Ya Allah, mungkin hamba sering lalai ketika kebahagiaan datang menghampiri, sehingga Engkau mengganti kebahagiaan itu dengan kepahitan. Atau mungkin aku tidak belajar dari kesalahan di masa lalu, dan tidak sadar akan kemampuan diri sehingga terlalu tinggi berharap.

Hufht.... Memang aku yang salah, aku yang tak pernah mampu memenuhi semua keinginan dan harapannya. Dia tak salah, dia hanya memilih jalan yang menguntungkan untuk hidupnya, yang memberi jaminan bagi masa depannya. Bukan jembatan kecil yang rapuh dimana tak ada seorang pun yang berani melaluinya. Dulu susah payah aku tanam biji apel itu, ku sirami hingga dia berbunga, ku beri pupuk agar dia berbuah, setelah buahnya ranum dan masak hingga jatuh ke tanah, orang lain mengambil dan memakannya tanpa rasa bersalah.

Masih teringat jelas bagaimana perjuangan untuk melangkahkan kaki bersamanya, Sulitnya komunikasi karena jarak yang jauh memisahkan kami, terpisah Ribuan kilometer. Hingga tentangan dari orang-orang disekelilingku (Orang tua, Saudara, dan sahabat2) terkait perbedaan usia serta status kami, dan kini mereka yang menentangku seolah bertepuk tangan menyaksikan kegagalanku karena mereka rasa argumen mereka menang. Bahkan diantaranya mulai tersenyum sinis seraya berbisik "Kan Sudah dibilang dari dulu, ngga akan awet" "Salah pilih orang". Tapi, Afwan ana. Mama, Bapak, Kakak, adik2, serta sahabat-sahabatku. Aku rasa aku tak pernah salah memilih cinta, aku hanya salah memilih waktu yang tepat. Kalian mungkin tak pernah sadar "Love doesn't work in the mouth, nor the mind, but in the heart" Sejak awal aku sudah tahu dan sudah siap dengan segala resiko yang akan aku hadapi ketika aku memilih dia, termasuk dengan resiko ini. Cause "If You fall in love, you must prepare to accept pain"

Aku tak pernah mengerti jalan pikirnya, aku juga tak pernah tahu isi hatinya, namun yang aku tahu dia berbahagia dengan pilihan itu. Maka aku akan/harus mengikhlaskannya, karena apapun akan kulakukan demi kebahagiaannya. Itu janjiku dulu kepadanya.

Yaa Rabb ajarkan aku tentang dia, dia yang selama ini aku pikir mengerti tentang aku, dia yang selama ini aku pikir tulus denganku, dia yang selama ini........ *sudahlah tak perlu dilanjutkan

Aku percaya tak ada yang salah dengan rasa ini. Karena Cinta, rindu, dan cemburu adalah amalan hati. Manusia hanya akan dihisab dari dosa-dosa yang terjadi atasnya.

Jakarta, 19 Agustus 2011. 11:46 WIB

No comments:

Post a Comment